Jumat, 15 Agustus 2008

Hiasan Abadi

Sayang,
Lihatlah dalam-dalam mataku ini
Ada wajahmu di sana
Melekat erat pada inti retina
Tersenyum indah penuh cahaya
Mengalahkan lukisan sang maestro
Menjadi hiasan abadi ribuan imaji
Hingga sang merpati heran
Malaikat cinta pula terpana
Sebuah senyum sederhana berbalut keihlasan jiwa
Sanggup menyinari dunia
Menyisihkan gemerlap deret lampu kota
Menumbangkan sifat kemunafikan
Menyuguhkan kemurnian pada tiap dinding hati...
Hati yang telah terpacu oleh cinta
Memaksa jiwa mengembangkan kasih sayang
Meski tertancap busur panah di jantungnya,
Di jantungku...

Tidak ada komentar: