Senin, 11 Agustus 2008

Awan Merah

Di sela ketiak dedaunan
Ada mata yang memicing diam
Sementara awan menjadi merah
Saat mendung bergelayut embun
Air mata pun mulai tumpah
Menjadi saksi di kala resah
Saat itu,
Sang angin tak kuasa menahan hasrat
Tuk menjadi lembah curhat
Deru debu pun terus saja menghembus
Menghantam dinding yang mulai rapuh
Ini bukan puisi, pula curahan hati
Sekedar ingin berbagi
Betapa kesedihan membuat kita mati
Untunglah Tuhan memberi kita satu solusi
Dengan dikirimnya sahabat sejati
Dia selalu tampak cerah
Dan tak pernah kusam
Bukan surya, pun purnama
Yang singgah dan tak pernah pergi
Bukan pula rasa getir atau satir
Dialah sahabat sejati
Sahabat yang masih terkurung dalam mimpi
Saat kuharap jelma beribu manusia
Duduk dalam naungan satu hati
Alangkah sayang,
Kita hanya punya sisa satu hari lagi...
Satu hari lagi...

Tidak ada komentar: