Sabtu, 26 Juli 2008

Jiwaku Bersama Angin

Angin tak pernah singgah di tempat yang penuh anugerah
Hati menjadi gundah karena detak jantung tak searah
Selapis kelopak mulai memerah
Memancarkan berkas bayang indah berhias bunga-bunga surga
Lama ku tatap bayang yang secepat kilat menyusut lenyap
Hitam begitu lekat menjadi mimpi tidur yang lelap
Layaknya secangkir kopi, mataku mengendap di dasar
Ingin sejenak aku menghempas, tapi sang angin mengajakku bertualang
Meninggalkan cinta yang terkurung dalam angan...

Tidak ada komentar: